WAHAI ANAKKU , KAMI MENGINGINKAN PAHALA ITU ...
Ya
Bunayya,..engkau buah hati kami.
Hilang letih dan lelah kami ketika melihat engkau
beranjak dewasa tumbuh dengan akhlak mulia.
Wahai anakku,… engkau hidup di penghujung zaman yang
semakin banyak kerusakan dan fitnah yang menyambar setiap detik nafasmu.
Jikalah tidak engkau bergantung pada Dzat Yang Maha Kuat dan Kuasa, maka pada
siapa lagi engkau akan berlari.
Duhai penyejuk hati yang gundah,…
kami menginginkan dunia hanya sebagai bekal untukmu menuju
akhirat yang abadi. Sungguh kami akan menangis dan berduka bila engkau lalai
pada perintah Rabbmu.
Duhai penyejuk mata,….
di hari yang semakin mendekati kepunahan. Tak lelah kami
mendidikmu dengan Al-Qur’an. Siang malam kami bersabar dan tak kecewa
membetulkan bacaanmu yang yang tertatih-tatih dan terlupa dari satu ayat
Al-Qur’an.
Demikian pula doa senantiasa kami panjatkan untuk kalian
agar Allah memberi kemudahan.
Untukmu buah hatiku … bersabarlah di hari yang sulit
ini.
Sungguh engkau akan menikmati jerih payahmu ketika
dewasa nanti. Janganlah engkau lupakan kami dalam doamu .Semoga Allah di
kemudian hari, memberi kelapangan pada kubur kami yang sempit nanti.
Ya bunayya,…. engkau pasti kan bertanya, mengapa orang
tua kami melakukan hal ini untuk kami?
Kami dapati dalam ucapan Nabimu yang mulia shalallahu
alaihi wassalam diriwayatkan dari Buraidah bin Hushaib radhiyallahu anhu ia
berkata: “Pernah ketika aku sedang berada di sisi Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam maka aku pernah mendengar beliau bersabda,
“Al-Qur’an itu akan menemui ahlinya pada hari kiamat
ketika kubur telah terbelah seperti seorang laki-laki yang berwajah putih
berseri. Ia berkata pada laki-laki tadi,”Apakah kamu mengenaliku?” dia
menjawab,”Aku tidak mengenalimu” Ia berkata,”Aku adalah temanmu, Al-Qur’an yang
dulu selalu membuat kering tenggorokanmu di siang hari dan begadang di malam
hari. Dan setiap pedagang tentulah mengharapkan keuntungan dari barang
dagangannya, dan kamu pada hari ini mendapatkan keuntungan dari usahamu.”Kemudian
di berikan untuknya kerajaan di tangan kanannya dan keabadian (surga) ditangan
kirinya, di letakkan mahkota kebesaran di kepalanya, dan dikenakan bagi kedua
orangtuanya dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh
penduduk bumi. Keduanya berkata: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh
pakaian seperti ini?” Dikatakan: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan
Al-Qur’an kepada anak-anakmu” Kemudian diperintahkan kepadanya, Bacalah
(Al-Qur’an) dan naikilah tangga-tangga surga dan masuklah ke kamar-kamarnya”
Maka dia terus naik (derajatnya) selama dia membacanya dengan cepat atau dengan
cara tartil (perlahan-lahan)” (HR. Ahmad)
Dan juga dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu
kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda,
“…. dan dikenakan kepada kedua orangtuanya dua pakaian
indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia dan seisinya. Keduanya berkata, “Ya
Rabb, Bagaimana kami bisa mendapatkan balasan seperti ini !! dikatakan :”Dengan
mendidik Al-Qur’an kepada anak-anakmu” (HR. Ath-Thabrani).
Wahai bunayya,.. betapa kami menginginkan pahala itu.
Kami-pun menyadari tidaklah mudah untuk mendapatkannya.
Karena memang segala sesuatu harus diraih dengan kerja keras yang gigih dan
kesabaran yang tak bertepi. Lelah dan letih kami akan di hargai-Nya karena
Allah Yang Maha Mulia telah berfirman:
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya (39) dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di
perlihatkan kepadanya (40) Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna” (41). (An-Najm :39-41).
Sungguh kami yakin wahai bunayya,… jika sekiranya para
orangtua mengetahui keutamaan dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya karena
mengajarkan Al-Qur’an pada buah hati mereka, niscaya mereka akan berlomba-lomba
untuk mengajarkan anak-anaknya Al-Qur’an, membimbing mereka untuk selalu
membaca, menghayati maknanya dan mengamalkannya dalam kehidupan yang fana ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar