Sebuah Kisah Perjalanan Mendapatkan Hidayah

Wajah saudariku terlihat pucat dan tubuhnya terlihat kurus,tapi seperti biasanya dia mengisi hari-harinya untuk mentadabburi AlQur'anul karim.Jika ingin mencarinya,maka akan mudah mendapatinya karena ia selalu ditempat sholat,ruku,sujud dan berdoa menengadahkan kedua tangannya dilangit.
Saudariku ini tak pernah merasa jenuh dan bosan,sedangkan aku,aku orang yang gemar membaca majalah hiburan dan novel.kebiasaanku jugasenang menyaksikan pertunjukan-pertunjukan,hingga aku jadi terkenal dikalangan teman-temanku.memang seseorang bisa dikenal karena kebiasaan-kebiasaan yang dialakukan.

Seekor Burung dan Sakaratul Maut

Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah memberikan cerita hikmah untuk kita semua. Ceritanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebua...h pesantren) memelihara seekor burung beo.

Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan... suara-suara manusia selain burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah kalimat kepada beo itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. kalimat tauhid, ”Laillahaillallah Muhammadarrasulullah” terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung beo.

Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid yang di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna.
Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.

WAHAI ANAKKU , KAMI MENGINGINKAN PAHALA ITU ...

Ya Bunayya,..engkau buah hati kami.
Hilang letih dan lelah kami ketika melihat engkau beranjak dewasa tumbuh dengan akhlak mulia.


Wahai anakku,… engkau hidup di penghujung zaman yang semakin banyak kerusakan dan fitnah yang menyambar setiap detik nafasmu. Jikalah tidak engkau bergantung pada Dzat Yang Maha Kuat dan Kuasa, maka pada siapa lagi engkau akan berlari.


Duhai penyejuk hati yang gundah,…
kami menginginkan dunia hanya sebagai bekal untukmu menuju akhirat yang abadi. Sungguh kami akan menangis dan berduka bila engkau lalai pada perintah Rabbmu.

Hidup Itu Indah

Aku belajar diam dari banyaknya bicara.
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan.
Aku belajar mengalah dari suatu keegoisan.
Aku belajar menangis dari kebahagiaan.
Aku belajar tegar dari kehilangan

BUNDA

Bunda...
Engkau adalah Sumber kasih sayang
dan mata air rahmat
Engkau Bayangan yang selalu memberikan keteduhan
Serta melahirkan sosok yang dicintai
Yang selalu berikan cinta tanpa pamrih
... Kapanpun datang rasa gelisah
Engkau mencoba membuatku bahagia
Kau seperti lentera penerang dalam kegelapan
Kau mempunyai akal yang menyegarkan
Ketika diriku berada dalam kesedihan
Membuatku lupa akan segala penderitaan

Keutamaan Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an

Bismillahirahmannirahim,

Sahabat fillah,
...
Ada banyak jenis tangis dalam kehidupan kita... Namun tak ada yang lebih baik dibandingkan dengan menangis karena ALLAH, ALLAH yang Maha Suci ...

Mereka menangis karena Allah, dan mereka bergembira karena Allah. Alangkah indah akhlak orang-orang mulia yang berinteraksi dengan Al Quran, yang menjadikan petunjuk hidup bagi manusia. Mereka bukanlah cengeng, dan bukanlah sentimentil .. melainkan Allah mmberi karunia kelembutan hati atas tanda-tanda dan ayat-ayat NYA (menangkap petunjuk Allah) dengan kejernihan hati.

Tak ada balasan yang indah untuk hati yang lembut karena ALLAH, kecuali dipenuhi dengan Cahaya Cinta yang mulia.

Semoga Allah memberi kita rahmat dan karunia bagi kita semua. Aamiin.

Gambaran Kenikmatan di Surga


Gambaran Kenikmatan di Surga

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” (QS. As Sajdah: 17).

Anak Kecil Dalam Hukum Taklif (Pembebanan) Syariat Islam

Fatwa Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin:

Orang Yang Masuk Ke Dalam Khithab (Arah Pembicaraan) Perintah Dan Larangan Syariat

      S: Siapakah yang masuk ke dalam arah khithab (pembicaraan) perintah dan larangan dalam syariat?
      J: Orang yang masuk ke dalam khithab (arah pembicaraan) dengan perintah dan larangan adalah orang yang mukallaf, yaitu orang yang sudah baligh dan berakal.
Keluar dari baligh: anak kecil. Anak kecil tidak diberi taklif (pembebanan) perintah dan larangan dengan taklif (pembebanan) yang sama dengan taklif (pembebanan) orang yang sudah baligh. Tetapi anak kecil diperintah dengan ibadah-ibadah setelah tamyiz sebagai latihan dia untuk taat dan dilarang dari maksiat-maksiat agar terbiasa menahan diri darinya.

Bagaimana Bila Anak-Anak Gaduh Ketika Shalat ?

FATWA SYAIKH IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH
S: Ya Syaikh, kadang terjadi di masjid kegaduhan sebagian anak-anak kecil. Apakah boleh seorang makmum memutus sholatnya untuk melarang hal itu, atau untuk menoleh saja agar anak-anak itu kecil itu tahu sedang dimarahi setelah itu?

Solusi Bagi Anak-Anak Yang Bermain-main Dalam Shalat

FATWA SYAIKH IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH

S: Jika didapati anak-anak di masjid banyak bermain-main dan mereka membuat orang-orang yang sholat tidak konsentrasi dalam sholat mereka, apakah boleh aku untuk berkata kepada salah seorang anak kecil untuk menoleh ketika sholat dan memberi tahu kepada kami siapa yang bermain-main dalam sholat, sehingga kami bisa memberi tahu wali anak-anak itu?

♥ ~ Do'a untuk Orang tua ~ ♥

~ Bismillah....

Ya Allah....,
rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah.....,
berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
atas didikan mereka padaku dan Pahala yg besar
atas kesayangan yg Mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka Sebagaimana mereka memeliharaku.

Dasyatnya Ujian Wanita dan Dunia

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan)

Allah l dengan kekuasaan dan hikmah-Nya yang sempurna menjadikan dunia serta perhiasannya yang fana ini sebagai medan ujian dan cobaan. Sebagaimana firman Allah l:
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Al-Mulk: 2)
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-’Ankabut: 1-2)

Ngeliwet Bersama Santri TPA "RJ"







Jum'at 23 Maret 2012

Bait Sya'ir yang membuat Al-Imam Ahmad -rahimahullaah- menangis


Dikisahkan, ada seseorang yang mendatangi Al-Imam Ahmad dan bertanya kepada beliau, "Wahai Imam, bagaimana menurut anda mengenai sya'ir ini?"

Beliau menjawab, "Sya'ir apakah ini?" di mana orang tersebut membaca sya'ir berikut

Ilmu




Nasehat


Bacaan Gharibah


Keluarga


Pembagian Tauhid

Oleh
Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi Al-Atsari

Pertanyaan
Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi Al-Atsari ditanya : Selama ini dalam berbagai kesempatan, saya banyak mendengar dari orang-orang yang mengatakan bermanhaj dan beraqidah Salaf, membagi tauhid menjadi Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma wa Sifat. Dari manakah pembagian ini, mengingat di dalam Al-Qur’an dan hadits tidak disebutkan. Dan menurut kami, hal itu tidak didapati pula pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun shahabat. Bukankah pernyataan tersebut termasuk suatu perkara baru (muhdats) dan tidak ada dalilnya?

Hadits Arba'in


 

Seruan dan Peringatan Allah Ta'ala

Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah 'Azza wajalla berfirman, "Anak Adam mendustakan Aku padahal tidak seharusnya dia berbuat demikian. Dia mencaci Aku padahal tidak seharusnya demikian. Adapun mendustakan Aku adalah dengan ucapannya bahwa "Allah tidak akan menghidupkan aku kembali sebagaimana menciptakan aku pada permulaan". Ketahuilah bahwa tiada ciptaan (makhluk) pertama lebih mudah bagiku daripada mengulangi ciptaan. Adapun caci-makinya terhadap Aku ialah dengan berkata, "Allah mempunyai anak". Padahal Aku Maha Esa yang bergantung kepada-Ku segala sesuatu. Aku tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun setara dengan Aku." (HR. Bukhari)

Tahfidz Santri TPQ Raudhatul Jannah Semester II 2011/2012



Mengenal Prinsip-prinsip Dasar Tauhid, Fiqih, dan Aqidah


[1] Jika seseorang bertanya kepadamu: “Siapa yang menciptakanmu?”   
Katakanlah: Allah menciptakan aku dan segala sesuatu. Dalilnya adalah firman  Allah: 
  اَللهُ خَا لِقُ كُلِّ شَيْئٍ
“Allah menciptakan segala sesuatu.” {QA Az-Zumar [39] : 62) 
 
[2] Jika seseorang bertanya kepadamu: “Siapa tuhanmu?”    
Katakanlah:  Allah  adalah  Tuhanku.  Dia  adalah  Tuhan segala  sesuatu.  Dalilnya  adalah firman Allah: 
 قُلْ أَغَيْرَ اللهِ أَبْغِيْ رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْئٍ                           
“Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah  Tuhan bagi segala sesuatu.” (Al-An’am [6] : 164)

Tingkatan Bacaan Dalam Al-Qur'an


Terdapat 4 tingkatan bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:
1. At-Tahqiq : Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti
membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung. Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul.

Hukum Belajar Tajwid Al Qur’an


Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Kalau ada dalam suatu tempat ada seseorang yang menguasai ilmu ini maka bagi yang lainnya tidak menanggung dosa, kalau sampai tidak ada maka seluruh kaum muslimin menanggung dosa.
Sedangkan membaca Al Qur’an dengan tajwid adalah wajib ‘ain artinya bagi seorang yang mukalaf baik laki-laki atau perempuan harus membaca Al Qur’an dengan tajwid, kalau tidak maka dia berdosa, hal ini berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah dan ucapan para ulama.

Ilmu Tajwid

Definisi Ilmu Tajwid

Tajwid menurut bahasa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah adalah : “ Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya.’’
Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti Al Jahr, Isti’la, Istifal dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu. Seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa’ dan lain sebagainya.

Peringatan Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat


Ada beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi shallallaahu alaihi wasallam yang merupakan peringatan bagi orang yang meninggal-kan shalat dan mengakhirkannya dari waktu yang semes-tinya, di antaranya: 
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturut-kan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kerugian." (Maryam: 59)


2. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (Al-Ma'un: 4-5)


3. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim)

4. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Perjanjian antara kita dengan mereka (orang munafik) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah kafir." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasai, hadits shahih)

5. Pada suatu hari, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam berbicara tentang shalat, sabda beliau:
"Barangsiapa menjaga shalatnya maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari Kiamat nanti. Dan barangsiapa tidak men-jaga shalatnya, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak pula bukti serta tidak akan selamat. Kemudian pada hari Kiamat nanti dia akan (dikumpulkan) ber-sama-sama dengan Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay Ibnu Khalaf." (HR. Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hibban, hadits shahih)

Keutamaan Shalat


Shalat adalah ibadah yang utama dan berpahala sangat besar. Banyak hadits-hadits yang menerangkan hal itu, akan tetapi dalam kesempatan ini kita cukup menyebutkan beberapa di antaranya sebagai berikut: 
1. Ketika Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam ditanya tentang amal yang paling utama, beliau menjawab:
"Shalat pada waktunya". (Muttafaq 'alaih)
2. Sabda Rasulullahshallallaahu alaihi wasallam :
"Bagaimana pendapat kamu sekalian, seandainya di depan pintu masuk rumah salah seorang di antara kamu ada sebuah sungai, kemudian ia mandi di sungai itu lima kali dalam sehari, apakah masih ada kotoran yang melekat di badannya?" Para sahabat menjawab: "Tidak akan tersisa sedikit pun kotoran di badannya." Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: "Maka begitu pulalah perumpamaan shalat lima kali sehari semalam, dengan shalat itu Allah akan menghapus semua dosa." (Muttafaq 'alaih)
3. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam :
"Tidak ada seorang muslim pun yang ketika shalat fardhu telah tiba kemudian dia berwudhu' dengan baik dan memperbagus kekhusyu'annya (dalam shalat) serta ru-ku'nya, terkecuali hal itu merupakan penghapus dosanya yang telah lalu selama dia tidak melakukan dosa besar, dan hal itu berlaku sepanjang tahun itu." (HR. Muslim)
4. Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
"Pokok segala perkara itu adalah Al-Islam dan tonggak Islam itu adalah shalat, dan puncak Islam itu adalah jihad di jalan Allah." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih)

Hukum Shalat


Shalat hukumnya fardhu bagi setiap orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Allah Subhanahu wa Ta'ala  telah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, sebagai-mana disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'anul Karim. Di antaranya adalah firman Allah Ta'ala: 
"Maka dirikanlah shalat itu, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (An-Nisa': 103)
"Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wusthaa (shalat Ashar)." (Al-Baqarah: 238)
Dan Rasulullah menempatkannya sebagai rukun yang kedua di antara rukun-rukun Islam yang lima, seba-gaimana sabdanya yang berbunyi:
"Islam itu dibangun berdasarkan rukun yang lima; yaitu: Bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan Nabi Muhammad itu utusanNya, mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
Oleh karena itulah, maka orang yang meninggalkan shalat itu hukumnya kafir dan dilaksanakan hukum bunuh terhadapnya, sedangkan orang yang melalaikan shalat dihukumi sebagai orang fasik.